Dinding beku
Ujung langit-langit kamar menggulung, seperti ombak diterjang badai, lalu menghantam daratan. Semakin dekat, semakin merupa raksasa. Napas Toni terengah, ujung hidungnya menyentuh atap yang mengimpit dada. Sesak. Keringat menderas. Gelap menyergap. Sisa napas satu-satu ia hela agar bisa tetap bertahan dalam desakan lantai dengan atap kamarnya. Sekali entakan, mungkin ia bisa mati.
Zahra Aprilia Putri Sianty
Komentar
Posting Komentar